Jumat, 06 Januari 2017

‘Arusyah (Boneka Pengantin Perempuan); Khas Maulidan Masyarakat Mesir

'Arusyah (Boneka Pengantin), Sumber: Youm 7
Hari ini, separuh waktu berlalu dari bulan yang selalu diingat umat Muslim. Bulan dimana lahirnya Baginda Rasulullah Saw, Sang Pembawa Risalah, Rabi’ul Awal. Meski tanggal 12 Rabi’ul Awal telah berlalu, tidak terlambat untuk mengupas bagaimana budaya Mesir dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.
 
Di akhir bulan Safar, toko-toko kelontongan, supermarket, dan tenda di pinggir jalan mulai dipenuhi pernak-pernik khas Maulidan. Ada boneka yang memakai gaun pengantin berjejer, beraneka ragam. Dari yang kecil hingga boneka pengantin berukuran besar. Ada banyak Halawiyyat (Manisan). Dan Halwa (Manisan) berbentuk Kuda.
Harga boneka pengantin bermacam-macam, tergantung dari ukuran dan hiasan yang dipakai. Berkisar antara 21 sampai diatas 200 LE (Kurs normal 1 LE = Rp. 1700) . Siapa sangka boneka cantik ini terbuat dari gula, kemudian dicetak, dihias dengan kain dan kertas warna warni, hingga mirip gaun pengantin.
Tenda-tenda digelar di pinggir jalan, menyediakan pernak-pernik khas Maulid
Akhir-akhir ini, ada larangan pembuatan boneka khas maulid yang terbuat dari gula, dikarenakan faktor kesehatan terutama bagi anak-anak. Meski begitu, para pengrajin boneka tetap menggeluti profesinya dan terus menjual boneka yang terbuat dari gula demi melestarikan budaya Mesir. Rata-rata pengrajin ini memiliki keahlian turun temurun yang diwariskan  leluhurnya.
Berhubung ada larangan pembuatan boneka yang terbuat dari gula tadi, sehingga di pasaran banyak ditemukan boneka pengantin yang terbuat dari plastik. Lebih menarik dan banyak inovasi baru. Akan tetapi masyarakat Mesir terutama yang masih memegang erat adat tetap memilih boneka pengantin yang terbuat dari gula lantaran merupakan ciri khas budaya Mesir yang patut dijaga.
Boneka ini diperuntukkan sebagai hadiah bagi anak-anak mulai dari usia 1 tahun hingga usia dewasa. Orang tua membelikan hadiah buat putrinya. Saling tukar hadiah antar kerabat, sahabat, dan tetangga. Juga dijadikan hadiah oleh pemuda bagi tunangan calon istrinya.

Selain Boneka pengantin, ada pula Halawiyyat (Manisan) khas Maulid. Halawiyyat ini beraneka ragam. Ada yang terbuat dari wijen, kacang tanah, susu, kacang humus dll. Satu kilonya dipatok dengan harga 28 LE.
Halawiyyat Khas Maulid, Sumber: Yaom 7
Aneka Macam Halawiyyat, Sumber: Al-Masri Yaom

Halwa (Manisan) yang berbentuk kuda juga merupakan khas Maulid rakyat Mesir. Kuda mewakili gambaran Al-Hakim Bi Amrillah, pemimpin Mesir pada masa Fatimiyyah. Pada masa itu, ada kebijaksanaan Al-Hakim yang dirasa “aneh” yaitu melarang rakyatnya mengadakan perayaan apapun termasuk perayaan pernikahan, kecuali perayaan peringatan Maulid Nabi yang dibolehkan. Jadilah rakyat Mesir menyatukan moment pernikahan diadakan saat Maulid Nabi Muhammad Saw. Kemudian membuat manisan berbentuk kuda yang menggambarkan seorang ksatria menunggangi kuda yang menjemput sang putri untuk bersama-sama ke rumah impian mereka.
Sedangkan ‘Arusyah (boneka pengantin perempuan), saat itu Alhakim sangat mencintai salah satu istrinya. Saat perayaan Maulid, istrinya ini diajak turut serta hadir dalam acara dengan mengenakan gaun pengantin yang indah serta memakai mahkota yasmin. Rakyat Mesir terinspirasi membuat manisan yang menggambarkan sosok pemimpinnya dengan mengejawantahkannya dalam bentuk halwa kuda (manisan) dan ‘Arusyah (boneka pengantin perempuan); Boneka ‘Arusyah sebagai putri mahkota, istri Alhakim. Dan kuda adalah Ksatria Al-Hakim yang menunggangi seekor kuda.  Sejak saat itulah ‘Arusyah (boneka pengantin), Halwa kuda, dan Halawiyyat (manisan) menjadi simbol maulid Nabi rakyat Mesir hingga sekarang.
Halwa berbentuk kuda

Peringatan Maulid Nabi di Mesir pertama kali digelar pada masa Khalifah Fatimiyyah Al-Muiz Li-Dinillah Tahun 973 H. Pemandangan maulid Nabi di Mesir dari masa itu hingga kini tak ada yang berubah. Masjid-masjid dihias dan dibangun di depannya tenda-tenda, terutama masjid yang berada di Kairo, provinsi-provinsi Mesir, serta pemukiman perkampungan rakyat Mesir. Tepat pada tanggal 12 Rabi’ul awal diadakan peringatan Maulid  di masjid-masjid besar, terutama di masjid Husen ra., masjid Sayyidah Zainab ra dll. Acaranya diisi tausiyyah, nasyid puji-pujian terhadap Nabi Saw, pembagian halawiyyat dan makanan. Walaupun begitu, tidak semuanya mengadakan maulid Nabi di tanggal tersebut, akan tetapi sebagian masjid dan halaqoh pengajian mengadakannya di waktu kapan pun selama bulan Rabi’ul Awal.
 
Masjid Sayyidah Zainab saat Maulid, Sumber: Al-Wathan










































































































































































































































Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post Via Labels